Surabaya, 14 Juli 2019
Bertempat di Ballroom Lt.3 Tower B Hotel Gunawangsa MERR Surabaya Seminar Keprofesian oleh Ikatan Lembaga Mahasiswa Gizi Indonesia yang diselenggararakan HIMAGI STikes Surabaya dilaksanakan. Seminar Keprofesian tersebut dimulai pukul 07.30-13.00 WIB, seminar ini dimoderatori oleh sdri Rosalinda Abir Hanifah yang merupakan mahasiswa gizi Stikes Surabaya dan diisi oleh 2 pembicara yaitu Bapak Agus Sri Wardoyo, SKM, MM. selaku Ketua Persagi Jawa Timur dan Kartika Wahyu Dwi Putra, SKM, M.,Kes selaku Health Administration dari Kementrian Kesehatan RI. Seminar Keprofesian tersebut mengusung tema “Membangun Karakter Mahasiswa Gizi yang Kreatif dan Inovatif dalam Menghadapi Isu Gizi di Indonesia”.
Materi pertama disampaikan oleh Bapak Agus Sri Wardoyo, SKM, MM. selaku Ketua Persagi Jawa Timur mengenai Penanggulangan Stunting di Jawa Timur. Untuk membuka materi, beliau menyampaikan 10 instruksi Presiden tentang kesehatan dan salah satu diantaranya adalah ‘gizi adalah investasi bangsa’ beliau menyampaikan pesan Presiden “Jangan sampai ada lagi yang namanya gizi buruk. Tidak ada anak yang sepantasnya kekurangan gizi di Negara berpendapatan menengah seperti sekarang ini.” Selanjutnya beliau menyampaikan mengenai permasalahan stunting yang menjadi target permasalahan global yaitu pada tahun 2030 mengakhiri segala bentuk malnutrisi termasuk stunting pada baduta dan balita dengan target RPJMN tahun 2019 angka stunting Baduta sebesar 28 %. Stunting (kerdil) adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), terdapat 1 dari 3 baduta & balita di Indonesia adalah stunting.
Jawa Timur memiliki 8 strategi dalam pencegahan & penanganan stunting, yaitu : intervensi 1000 HPK, penataan lingkungan sehat, PHBS, pencegahan penyakit, akses makanan sehat, penguatan layanan kesmas tingkat desa “katam”, pemantauan tumbuh kembang, dan sosialisasi gizi seimbang. Di Jawa Timur terdapat 12 Kabupaten/kota fokus stunting yaitu Bangkalan, Sampan, Pamekasan, Sumenep, Jember, Bondowoso, Probolinggo, Malang, Nganjuk, Trenggalek, Lamongan, dan Kediri.
Selanjutnya disampaikan pula tiga kunci keberhasilan dalam pencegahan & penanganan stunting, yaitu : 1. Komitmen politik yang tinggi, 2. Kebijakan program yang tepat, 3. Perubahan perilaku. Adapula tantangan dalam pencegahan & penanganan stunting sendiri adalah Pemahaman masyarakat terkait gizi seimbang belum adekuat, paradigma sehat belum menjadi hal yang utama untuk dilaksanakan oleh masyarakat, program kesehatan masih belum berkesinambungan sesuai dengan siklus kehidupan, GERMAS masih dianggap sebagai urusan kesehatan, eran lintas sektor belum terintegrasi dengan optimal dalam rangka penurunan stunting. (Dewi)